Pontianak (Suara Landak) – Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi panjang yang melanda Kalimantan Barat telah menyebabkan banjir di tiga wilayah, yaitu Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, dan Kabupaten Bengkayang. Selain itu, tanah longsor dilaporkan terjadi di Kabupaten Landak, menambah dampak bencana yang meluas.Ketua satgas informasi BPBD Kalbar Daniel.SUARALANDAK/SK
Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, menjelaskan bahwa Kabupaten Sambas menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah. Empat kecamatan—Galing, Tangaran, Jawai Selatan, dan Paloh—terendam banjir, dengan total 3.379 kepala keluarga terdampak. Sebanyak 2.691 rumah dan 47 fasilitas umum terendam, sementara satu anak dilaporkan tenggelam di Kecamatan Galing.
“Banjir juga melanda satu kecamatan dan enam kelurahan di Kota Singkawang, dengan jumlah korban mencapai 41.430 kepala keluarga,” kata Daniel, Rabu (22/01/2025). Ia juga menyebutkan bahwa banjir di Kabupaten Bengkayang semakin tinggi dan memengaruhi aktivitas masyarakat setempat.
Di Kabupaten Landak, tanah longsor di Desa Tikalong sempat menutup akses jalan dari Karangan menuju Bengkayang. Namun, akses tersebut kini telah dibuka kembali.
BPBD melaporkan bahwa banjir dengan ketinggian antara 20 cm hingga 100 cm melanda beberapa wilayah di Kalbar, dengan Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Landak menjadi daerah yang mengalami banjir tertinggi.
Daniel menambahkan bahwa pihaknya mendorong pemerintah daerah setempat untuk segera menetapkan status tanggap darurat guna mempercepat distribusi bantuan kepada warga terdampak. “Koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota terus dilakukan untuk memantau kondisi di lapangan. Kami juga mengimbau warga tetap waspada karena potensi hujan lebat masih tinggi,” ujarnya.
BMKG memperkirakan curah hujan dengan intensitas bervariasi akan terus berlangsung hingga 23 Januari 2025. BPBD menghimbau masyarakat untuk selalu siaga, terutama di wilayah rawan banjir.
“Kepada kepala desa atau lurah, segera berkoordinasi dengan camat dan BPBD setempat apabila terjadi pengungsian. Utamakan kelompok rentan, seperti ibu hamil, balita, lansia, penyandang disabilitas, dan orang sakit,” tegas Daniel.
Ia juga mengingatkan warga untuk mengamankan dokumen penting keluarga di tempat yang aman dan mengenali titik kumpul darurat jika banjir tidak terkendali.
Bencana ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem di Kalimantan Barat.[SK]