Pontianak (Suara Landak) - Syarif Abdullah Alkadrie, Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono, mengungkapkan keprihatinannya terhadap model kampanye yang tidak menonjolkan visi misi atau program pembangunan. Ia menilai bahwa banyak pihak lebih fokus pada upaya menjatuhkan lawan politik daripada menyampaikan tawaran program yang konstruktif.
Pernyataan ini disampaikan Syarif saat merespons serangan-serangan yang dilontarkan untuk memberi kesan negatif terhadap Sutarmidji, yang menjabat sebagai Gubernur Kalbar periode 2018–2023. Ia menegaskan bahwa tuduhan yang muncul, seperti terkait isu Mujahidin, tidak berdasar dan cenderung bersifat politis. "Mujahidin adalah lembaga yang menerima hibah dari pemerintah daerah, dan semua proses telah dilaksanakan dengan baik. Sampai saat ini pun Bang Midji tidak pernah dipanggil oleh kejaksaan. Itu hanya opini media," katanya.
Syarif menduga bahwa isu-isu negatif ini sengaja dimunculkan untuk menutupi jejak kejahatan pihak lain. "Mungkin ada calon-calon lain yang sudah dalam proses hukum, tapi kita tidak perlu membicarakan hal itu. Mari kita jalani secara fair," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa jika Sutarmidji benar-benar terlibat, seharusnya sudah ada pemanggilan oleh penyidik, yang pada kenyataannya tidak terjadi. "Ini hanya dibuat-buatan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Sutarmidji," tambahnya.
Syarif menyerukan kepada semua paslon, relawan, dan pendukung untuk kembali ke jalur demokrasi yang sehat dengan mengedepankan program-program yang akan dilaksanakan jika terpilih. "Kita harus fokus pada program dan visi dalam membangun daerah," terangnya.
Ia juga membandingkan Sutarmidji dengan calon lainnya, menyoroti track record yang jelas dan capaian-capaian selama menjabat. "Sutarmidji telah berhasil meningkatkan PAD dari Rp 1 triliun menjadi lebih dari Rp 3 triliun, dan infrastruktur jalan yang sebelumnya kurang dari 50% sekarang mencapai 80%," ungkapnya.
Di sektor kesehatan, RSUD Soedarso kini menjadi rujukan masyarakat, dengan fasilitas yang terus ditingkatkan. "Fasilitas untuk bedah jantung sudah tersedia, hal ini yang seharusnya kita tonjolkan," tegasnya.
Sebagai anggota DPR RI, Syarif menekankan bahwa pilkada adalah kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik demi mensejahterakan masyarakat. Ia mendorong kampanye positif yang cerdas, bukan yang merendahkan atau menyinggung hal-hal pribadi. "Kita tidak perlu menyerang individu. Yang bekerja untuk Kalbar selama lima tahun terakhir adalah pemerintahan di bawah Sutarmidji," katanya.
Syarif juga menjelaskan bahwa isu pemekaran Kapuas Raya merupakan kewenangan pemerintah pusat. "Pak Sutarmidji sudah berusaha, tetapi moratorium pemekaran wilayah masih berlaku," ujarnya.
Menjelang pemilihan pada 27 November mendatang, Syarif menyerukan kepada semua relawan dan pendukung untuk tetap solid dan tidak terpengaruh oleh kampanye negatif. "Mari kita bergerak bersama untuk memenangkan pasangan yang kita usung," tutupnya. [SK]