Pontianak (Suara Landak) - Suasana Debat Pilgub Kalimantan Barat 2024 yang digelar oleh KPU Provinsi Kalimantan Barat pada Rabu (23/10/2024) semakin memanas saat calon gubernur nomor urut 1, Sutarmidji, memberikan jawaban tegas kepada lawannya, calon gubernur nomor urut 3, Muda Mahendrawan. Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung sengit, Sutarmidji menanggapi kritik Muda terkait kurangnya intervensi Pemerintah Provinsi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lama sekolah, dan kasus balita meninggal di Kalbar.
Muda Mahendrawan menyatakan bahwa pemerintah provinsi seharusnya mengambil peran lebih besar dalam pembangunan fasilitas pendidikan, khususnya di tingkat SMA/SMK, yang merupakan tanggung jawab mereka. Menurut Muda, tanggung jawab ini belum sepenuhnya dijalankan dengan optimal, dan ia mengharapkan adanya langkah nyata dari pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Sutarmidji dengan tenang namun penuh keyakinan menjelaskan bahwa setiap tingkatan pemerintahan memiliki peran dan tanggung jawab anggarannya masing-masing. Ia memperingatkan bahwa campur tangan pemerintah provinsi dalam urusan yang berada di luar kewenangannya dapat menimbulkan masalah hukum di kemudian hari.
“Setiap level pemerintahan punya tanggung jawab sendiri. TK, SD, SMP, dan posyandu itu semua kewenangan kabupaten, dan Pemprov tidak bisa sembarangan masuk. APBD disusun sesuai kewenangan masing-masing,” tegas Sutarmidji.
Sutarmidji kemudian mencontohkan pencapaian di bidang kesehatan dan pendidikan selama masa kepemimpinannya. Ia menyebutkan pembangunan Rumah Sakit Soedarso yang dilengkapi dengan fasilitas memadai sebagai rumah sakit rujukan provinsi. Untuk meningkatkan IPM, Sutarmidji mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi telah membangun 43 sekolah baru dan merevitalisasi 26 sekolah SMA/SMK, yang semuanya berdampak positif pada lama sekolah dan kualitas pendidikan di Kalbar.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk menggratiskan pendidikan SMA/SMK, serta menargetkan pembangunan 100 sekolah baru ke depan. Dalam program ini, Sutarmidji berencana melibatkan mahasiswa semester 7 dari IKIP-PGRI Pontianak dan FKIP UNTAN sebagai tenaga pengajar, guna meningkatkan kualitas pendidikan dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi.
Debat yang berlangsung ini berhasil menarik perhatian masyarakat, menjadi arena penting bagi para calon untuk memaparkan visi dan program mereka dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar, serta menghadapi tantangan yang ada. [SK]