Hadir dalam kegiatan tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bapak Daniel sebagai narasumber yang menyampaikan materi terkait kabut asap yang terjadi di Kalimantan Barat.
Dalam penyampaiannya, Daniel mengatakan bahwa sebaran titik panas yang terjadi di Kalbar untuk tanggal 17 Agustus 2023 pukul 00.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB untuk totalnya 1.042 titik dimana untuk tingkat kepercayaan di wilayah Kalbar berbeda-beda.
"Total untuk sebaran titik panas yang terjadi di Kalbar yaitu 1.042 titik yaitu untuk tingkat kepercayaan titiknya Sambas 1 titik, Mempawah 11 titik, Kabupaten Sanggau 217 titik, Kabupaten Ketapang 300 titik, Sintang 141 titik, Kapuas Hulu 28 titik, Bengkayang 2 titik, Landak 67 titik, Sekadau 121 titik, Kayong Utara 37 titik, Melawi 28 titik, Kubu Raya 89 titik, Pontianak 0, dan Singkawang 0 titik," ujar Daniel.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar ada 3 (tiga) kabupaten yang ditetapkan sebagai Status tanggap darurat Bencana.
"Yang termasuk status siaga darurat Bencana dalam penanganan satgas informasi BPBD ini adalah provinsi Kalimantan Barat dengan no. 355/BPBD/2023 tgl 24 Pebruari 2023, Kabupaten Kubu Raya dengan no 4/BPBD/2023 tanggal 3 Januari 2023, dan Kabupaten Ketapang no 27/BPBD/2024 tanggal 16 Januari 2023," ujar Daniel.
Ada pun upaya yang dilakukan dalam pencegahan karhutla di Kalbar yakni mengoptimalkan pelaksanaan patroli darat dengan melibatkan semua unsur instansi terkait termasuk TNI/Polri, masyarakat dan dunia usaha untuk mengawasi daerah - daerah yang berpotensi berbasis kearifan lokal, menegakkan dan mengawal implementasi Perda Kalbar no 1 tahun 2022 tentang pembukaan lahan perladangan.
Selanjutnya yang ketiga yakni menegakkan dan mengawal implementasi Perda Kalbar no 2 tahun 2022 tentang pengendalian kebakaran karhutla, melaksanakan patroli udara yang dikendalikan oleh Satgas operasi udara, melaksanakan TMC, melaksanakan water bombing, membentuk dan mengaktifkan pokmas dan destana, dan pemasangan spanduk ajakan dan himbauan tidak membakar lahan, serta menyebarkan pamflet tentang bahaya bencana asap.
Selain itu, operasi darat dan udara dalam penanganan bencana asap akibat Karhutla yang terjadi. Ada pun operasi yang dilakukan diantaranya patroli darat gabungan di kota Kalbar, Heli patroli ada 4 unit, heli water bombing ada 3 unit, ada kelompok masyarakat sebanyak 105 ( 2,315 ) orang yang telah dibentuk dan dilatih serta ada 90 desa tanggap bencana. (Dion)