Pemkab Landak Gelar Pelatihan Hasil FGD Konteks Perlindungan Anak di Tiga Desa Sampel
Ngabang (Suara Landak) - Pemerintah Daerah Kabupaten Landak menyelenggarakan Pelatihan Hasil FGD Konteks Perlindungan Anak di Tiga Desa Sampel di Kabupaten Landak Tahun 2022 melalui BAPPEDA Kabupaten Landak bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia yang akan berlangsung dari tanggal 14-15 September 2022 dan dibuka oleh Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Landak Yulius Supermin, di Aula BAPPEDA Kabupaten Landak, Rabu (14/9/2022).
Turut hadir Perwakilan Kepala Dinas Sosial P3AKB Kabupaten Landak, Para Kepala OPD Terkait atau pejabat yang mewakili, Manager Wahana Visi Indonesia/IP3 Kantor Operasional Landak beserta jajarannya, Perwakilan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Landak, dan tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Bappeda Kabupaten Landak, Yulius Supermin mengatakan, ada beberapa macam cara, metode, serta analisis yang harus dilakukan untuk mendapatkan upaya-upaya yang perlu dicapai, salah satunya adalah bagaimana kita membuat salah satu semacam konvergensi yang melibatkan seluruh stakeholder, yang dilanjutkan dengan pembuatan program.
“Yang ingin saya sampaikan adalah pentingnya kerjasama yang melibatkan seluruh stakeholder bahkan dari tingkat Kementerian, lembaga, sampai ke Pemerintah Daerah dengan lembaga, masyarakat, lembaga profesi, dunia usaha dan media. Oleh karena itu memang melibatkan seluruh stakeholder dalam berkoordinasi, bersinergi, dan bekerjasama,” ujar Yulius.
Yulius mengatakan, Bappeda hanya bisa memfasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut sekaligus untuk melihat apakah indikator tersebut bisa tercapai lalu memberikan masukan dan kemudian melakukan evaluasi.
"Mudah-mudahan apa yang ingin dicapai dalam forum ini bisa terealisasikan dengan baik. Ini yang perlu kita harapkan agar dalam rangka perlindungan terhadap anak-anak kita ini sungguh-sungguh bisa teratasi,” harap Yulius.
Yulius juga menyampaikan, yang menjadi persoalan adalah ketika layanan pengaduan belum ditanggapi secara komprehensif dan belum optimal.
“Perlindungan itu kan salah satunya adalah pengaduan korban, ini masih belum optimal. Maka sering terjadi kekerasan dengan hal-hal lain yang menjadi faktor terjadinya kekerasan. Jadi beberapa kegiatan yang sudah bapak dan ibu lakukan sebelumnya di Tiga Desa Sampel terkait Kekerasan Terhadap Anak, data-data yang sudah didapat harus benar-benar dianalisis yang mana hasil akhirnya pasti berupa rencana aksi, dan kemudian selanjutnya menjadi rekomendasi. Dalam hal ini tidak bisa satu dinas saja yang terlibat, sudah pasti hampir semua dinas juga ikut terlibat,” tutur Yulius.
Tidak lupa, Yulius berharap dari pelatihan ini bisa menghasilkan sebuah rekomendasi yang dapat meningkatkan pencapaian indikator perlindungan anak di Kabupaten Landak. Dari pelatihan ini, diharapkan juga para kader yang merupakan ujung tombak dalam hal perlindungan terhadap anak bukan hanya di tiga desa saja, tapi juga di desa-desa lainnya di Kabupaten Landak secara bertahap.
“Edukasi kepada masyarakat itu penting dan harus kita lakukan secara terus menerus. Dan saya berharap juga yang hadir disini bisa membentuk kelompok diskusi untuk membahas dan merencanakan dari awal apa yang bisa dilaksanakan. Setelah pencapaiannnya sudah terbukti, lalu dilakukan evaluasi agar program dan kegiatan semakin hari akan menjadi lebih baik,” tutup Yulius.
Diskominfo Landak / Dion