Penyuluhan Kekerasan terhadap anak di Me jalin
Menjalin (Suara Landak) - Kapolsek Menjalin Ipda. Andreas Quinn, S,TrK. menghadiri acara penyuluhan kekerasan pada anak yang diselenggarakan oleh PPA (Pusat Pengembangan Anak) KGBI Maranatha Menjalin.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 50 orang peserta orang tua siswa/siswi, yang tergabung dalam kelas PPA ID 0627 MARANATHA MENJALIN. Acara tersebut dibuka oleh pengurus PPA Menjalin, dan Pj. Yayasan PPA Maranatha Menjalin Pdt. Kartiko Adisetjo Wirogosih. Dalam sambutannya, Wiro mengatakan bahwa pentingnya edukasi tentang pola pengasuhan orang tua kepada anak, karena rentan dengan tindak kekerasan.
Materi tentang kekerasan terhadap anak disampaikan secara langsung oleh Kapolsek Menjalin, yang hadir sebagai pemapar. Beberapa hal yang disampaikan dalam kegiatan tersebut, seperti penyampaian fakta-fakta tentang kasus kekerasan pada anak di masa pandemi, faktor-faktor penyebab, cara mencegah dan penanganan, akibat/dampak yang ditimbulkan, serta aturan hukum yang mengatur tentang pidana kekerasan terhadap anak.
"Jangan ragu atau takut untuk melaporkan kasus kekerasan pada anak ke pihak berwajib, khususnya apabila terjadi persetubuhan anak di bawah umur, sebab hal ini bersifat masalah fundamental terhadap tumbuh kembang anak-anak dan akan banyak sekali kerugian yang ditimbulkan tidak hanya bagi pribadi anak tetapi juga bagi kemajuan bangsa," ujar Andreas.
Andreas juga berharap, bahwa permasalahan tentang perlindungan anak bukan saja tanggung jawab pribadi orang tua, melainkan perlu adanya sinergitas Pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, aparatur desa bersama dengan pihak Kepolisian.
Ia menambahkan, pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, karena orang tua adalah agen pendidik non-formal yang paling pertama dan dekat dengan sang buah hati.
"Oleh karena itu, diharapkan para orang tua mampu menyerap materi penyuluhan ini dan terlebih bisa mengaplikasikannya, agar dapat mengubah mindset para orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anak, karena setiap anak memiliki karakter dan pola komunikasi yang unik," tutup Andreas.(rls)