Sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri pengiriman makanan berencana menyatukan kekuatan mereka demi memperluas jangkauan usaha. (Foto: ilustrasi).
Suara Landak - Saham DoorDash sempat naik secara signifikan karena munculnya laporan-laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan Amerika Serikat itu sedang mengadakan pembicaraan untuk membeli Instacart.
DoorDash dan Instacart sama-sama bergerak di bisnis pengiriman makanan, hanya saja Instacart lebih terfokus pada pengiriman bahan-bahan kebutuhan pokok.
Media-media berita membeberkan, transaksi pembeliannya diperkirakan bernilai antara $40 miliar dan $50 miliar. Pembicaraan itu belakangan berantakan, sebagian karena munculnya kekhawatiran bahwa rencana merger itu akan mendapat tentangan badan pengawas antimonopoli AS.
Terlepas dari berhasil tidaknya rencana itu, banyak pakar berpendapat bahwa fakta ini menunjukkan, bisnis industri pengiriman makanan kian booming, sehingga berbagai usaha digelar oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri itu untuk memperluas usaha mereka.
Erik Thoresen, pakar industri makanan, mengatakan rencana konsolidasi perusahaan-perusahaan pengiriman makanan di AS, sebetulnya sudah diperkirakan banyak pihak.
“Nah, konsolidasi sepertinya sedang tren saat ini. DoorDash dan Instacart membicarakan kesepakatan seperti itu sungguh masuk akal. Instacart sepertinya berusaha melakukan akuisisi ke berbagai saluran, termasuk pengiriman makanan jadi. Rencana Instacart ini sepertinya meniru Grab yang memungkinkan konsumen memperoleh produk dari berbagai saluran. Saya pikir ini adalah indikator yang baik tentang arah yang kita tuju di masa depan," jelasnya.
Menurut Thoresen, konsolidasi itu juga didorong perubahan pola belanja konsumen. Mengingat industri ini sudah cukup berkembang sejak sebelum pandemi, konsumen kini lebih selektif dan perusahaan-perusahaan jasa pengiriman semakin kompetitif.
"Saya melihatnya dalam dua periode waktu yang berbeda. Pada masa pra-COVID-19, pasar benar-benar menunjukkan begitu banyak momentum dan pertumbuhan, dan itu adalah pasar di mana ada banyak keantusiasan untuk berpartisipasi di pasar, sebagai pengantar, sebagai sopir, atau sebagai penyedia makanan, meskipun mahal. Pada masa pandemi, perilaku konsumen berubah. Mereka menjadi lebih selektif sehingga mendorong pihak ketiga atau penyedia layanan pengiriman, untuk menjadi lebih kompetitif.”
Instacart, yang berencana untuk mendaftarkan dirinya di bursa saham dalam beberapa bulan lagi, dikabarkan sebagai pihak yang memulai pembicaraan itu.
Instacart juga secara terpisah memulai pembicaraan dengan Uber tentang kemitraan serupa dengan GoPuff. Seandainya terwujud, berdasarkan kemitraan itu, pelanggan layanan pengiriman makanan Uber dapat membeli barang dari GoPuff. Tidak jelas apakah pembicaraan itu sudah dihentikan atau secara diam-diam masih berlangsung.
Seorang juru bicara Instacart menolak berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters, sementara DoorDash mengatakan tidak mengomentari rumor dan spekulasi. Uber tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sumber : VOA