|

Streaming Radio Suara Landak

Irlandia Tak Setuju pada Rencana Pajak Bisnis Biden

Menteri Keuangan Irlandia Paschal Donohoe memperlihatkan salinan anggaran 2019 di Government Buildings di Dublin, Irlandia, 9 Oktober 2018.

Suara Landak
- Dilansir dari VOA, Menteri Keuangan Irlandia Paschal Donohoe kepada stasiun TV Sky News, Selasa (25/5/2021), mengatakan Irlandia mengaku “ragu” akan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk memberlakukan pajak perusahaan minimum global paling sedikit 15 persen.

“Kami benar-benar memiliki keraguan bermakna sehubungan tingkat pajak efektif minimum global sebesar itu, yang berarti hanya negara-negara dan ekonomi dengan skala tertentu bisa meraih manfaat. Kami benar-benar prihatin akan hal itu,” kata Donohoe. 

Menurut Sky News, Donohoe mengatakan Irlandia bermaksud mempertahankan pajak perusahaan pada 12,5 persen untuk beberapa tahun lagi. Pembicaraan kini berlangsung di Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi (OECD) bagi penetapan tingkat pajak bisnis minimum global.

AS mengusulkan gagasan itu sebagai bagian dari usahanya mencapai persetujuan dengan ekonomi-ekonomi utama tentang pemberlakuan pajak bisnis minimum bersama guna menghindari persaingan untuk menurunkan pajak. Perancis dan Jerman, ekonomi terbesar Uni Eropa, mendukung usul Amerika, dan dukungan mereka penting untuk pembicaraan di OECD. 

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pekan lalu, Paris “bisa menerima 15 persen. Itu kompromi yang bagus.” Namun, “pertanyaan kuncinya bukan pada angka,” kata Le Maire. Ia menegaskan, persetujuan politik secara cepat yang penting, dan dibutuhkan sebelum pertemuan G20 di Italia pada Juli.

Menteri keuangan Jerman Olaf Scholz juga memuji proposal AS dan menilainya “benar-benar kemajuan besar” yang mengantarkan perundingan ke “titik di mana kita melihat kita bisa mencapainya.” 

Perundingan OECD ditujukan menghentikan apa yang Amerika sebut “balapan menuju dasar” di kalangan negara-negara untuk memperlihatkan siapa yang bisa menawarkan tingkat pajak yang terendah. 

Sumber : VOA

Bagikan:
Komentar Anda

Berita Terkini