Seorang pelanggan mengambil belanjaannya yang diantar oleh Camello, robot otonom pengantar belanja, di Singapura, 6 April 2021. (Foto: Edgar Su/Reuters)
Suara Landak - Dilansir dari VOA, di dunia yang sarat organisasi ekonomi dan perdagangan internasional dan umumnya paling dikenal dengan singkatan seperti WTO, OECD, APEC, ITO, TPP dan MERCOSUR – siapa yang membutuhkan sebuah organisasi lagi?
Kanada, tampaknya sangat ingin bergabung dengan Chili, Selandia Baru, dan Singapura dalam pengelompokan baru yang dikenal sebagai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital atau DEPA (Digital Economy Partnership).
Ketiga penandatangan DEPA masih mempertimbangkan tawaran Kanada untuk bergabung dalam kemitraan itu, yang baru mulai berlaku tiga bulan lalu, meskipun Chili masih harus meratifikasi keikutsertaannya. Negara lain yang berminat bergabung antara lain Jepang, Korea Selatan, dan Inggris.
Daya tarik DEPA, menurut analis, terletak pada fokusnya pada masalah digital dan fakta bahwa tidak ada kekuatan ekonomi yang besar di antara anggotanya yang mendominasi diskusi dan menenggelamkan negara-negara kecil.
“Tiga penandatangan DEPA semuanya adalah negara perdagangan besar tetapi ekonominya relatif kecil,” kata profesor Universitas Toronto David Wolfe kepada VOA.
“Tantangan bagi para anggotanya, dan bagi Kanada, adalah era multilateral secara efektif telah mati,” menciptakan ruang untuk pengelompokan seperti DEPA di mana negara-negara yang lebih kecil bisa memiliki pengaruh yang lebih besar dalam berurusan dengan negara lain.
Pejabat DEPA mengatakan kemitraan ini dirancang untuk berfokus pada masalah-masalah khusus, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), identitas digital, dan inklusi digital. Inklusi digital, misalnya, mencakup komitmen Selandia Baru terhadap populasi warga Maorinya.
“DEPA adalah perjanjian tersendiri, terbuka di mana para anggota WTO bisa bergabung,” kata pernyataan dalam situs pemerintah Kanada. “Dibentuk dari perjanjian yang memungkinkan pembaharuan berkelanjutan dan modernisasi jika diperlukan."
Sumber : VOA