Aktor Rege-Jean Page, pemeran tokoh Simon Bassett/Duke of Hastings dalam serial "Bridgerton," di acara pemutaran perdana serial "Roots" tahun 2016 di New York (dok: AP/Charles Sykes)
Suara Landak - Dilansir dari VOA, setelah sukses di musim tayang perdananya, serial Netflix, “Bridgerton,” garapan produser kenamaan, Shonda Rhimes, akan memasuki musim tayangnya yang ke-2.
Serial ini bercerita mengenai keluarga keturunan Bridgerton yang adalah keturunan bangsawan, yang tinggal di London pada abad ke-19.
Di musim tayang yang pertama, keluarga Bridgerton dan keluarga aristokrat lainnya, diceritakan tengah memasuki musim pesta yang menjadi kesempatan untuk bersosialiasi, bahkan seringkali menjadi ajang pencarian jodoh.
Aktor Jonathan Bailey yang berperan sebagai salah satu anak di keluarga Bridgerton bernama Anthony, mengatakan kepada Associated Press, bahwa keluarga Bridgerton ini mirip seperti keluarga Kardashian, namun dari era yang berbeda.
“Dalam cerita drama yang mengambil latar belakang zaman bersejarah ini, tidak ada yang benar-benar tahu mengetahui status kehidupan para bangsawan ini, yang diceritakan sangat dekat dengan ratu,” kata Jonathan Bailey.
Walau sudah sering menggarap serial televisi yang sukses seperti “Grey’s Anatomy dan How to get away with murder,” serial “Bridgerton” merupakan garapan produser Shonda Rhimes yang pertama kalinya untuk layanan streaming Netflix, melalui rumah produksinya, Shondaland.
Namun, serial di musim tayang ini sebenarnya adalah karya Chris Van Dusen, yang diadaptasi dari novel bertajuk, “the Duke and I,” karya penulis, Julia Quinn, yang dirilis tahun 2000.
Siapa yang menyangka, dengan kesuksesan serial Netflixnya, kini novel Julia Quinn yang berjudul “The Duke and I,” berhasil menduduki urutan nomor 1 dalam daftar novel berpenjualan terbaik versi surat kabar the New York Times.
Lewat wawancara dengan Associated Press, Chris Van Dusen mengatakan bahwa ia langsung jatuh cinta dengan novel-novel karya Julia Quinn, saat pertama kali membacanya.
“Ceritanya lucu, seksi, penuh emosi, ditambah lagi dengan sosok keluarga Bridgerton yang menawan dan sangat menyenangkan,” ujar Chris Van Dusen.
Di musim tayang yang pertama, sosok Daphne Bridgerton yang diperankan oleh Phoebe Dynevor, yaitu puteri tertua di keluarga Bridgerton yang sudah dewasa, tampil di publik untuk pertama kalinya. Ia memiliki keinginan untuk mencari pasangan hidup.
Daphne lalu bertemu dengan sosok pria bangsawan idamannya, yaitu Simon Basset, yang memiliki gelar Duke of Hastings. Siapa yang menyangka jika sosok pria yang diperankan oleh aktor Rege Jean Page ini, ternyata tidak punya rencana sama sekali untuk menikah.
Kepada Associated Press Rege Jean Page bercerita bagaimana ia para aktor lainnya, termasuk, Phoebe Dynevor, perlu banyak melakukan persiapan dan latihan sebelum syuting.
“Kami mengikuti kelas etiket, dansa, balapan kuda, tinju bersama-sama. Khususnya di kelas-kelas dansa, dengan mudah saya jadi akrab dengan Phoebe,” cerita Rege Jean Page.
Phoebe Dynevor menambahkan, melalui berbagai persiapan dan pelatihan, ia bisa benar-benar mengenal tokoh Daphne.
“Melalui pelatihan, kami harus menjaga perilaku dan mengikut etiket yang diajarkan, dan selebihnya saya berusaha mengenal sosok Daphne di belakang layar, dan apa yang harus ia lakukan agar bisa mencapai keinginannya untuk menikah,” jelas Phoebe Dynevor.
Musim tayang kedua “Bridgerton” akan mengadaptasi novel kedua karya Julia Quinn yang berjudul "The Viscount Who Loved Me," dan akan menyoroti perjalanan Anthony Bridgerton dalam mencari cinta.
Dikatakan mirip dengan serial televisi “Gossip Girl,” serial ini dinarasikan oleh sosok penggosip rahasia bernama Lady Whistledown, yang disuarakan oleh aktris Julie Andrews.
Memasuki musim ajang penghargaan serial televisi dan film, banyak yang mengharapkan “Bridgerton” meraih nominasi di ajang Golden Globes, yang rencananya akan diselenggarakan tanggal 28 Februari mendatang. Namun, sayangnya serial yang terdiri dari 8 episode ini tidak masuk ke dalam daftar nominasi.
Sumber : VOA