Rita Wright, tetua suku Muruwari, anggota "Generasi yang Terampas" di rumahnya di Sydney, Australia, 19 Januari 2021. (Foto: Reuters)
Suara Landak - Dilansir dari VOA, saat Australia mempersiapkan hari perayaan nasionalnya pada 26 Januari, perempuan suku asli Rita Wright berpawai untuk memprotes perayaan tersebut di sebuah pawai di Sydney.
Hari Australia memperingati tanggal armada Inggris berlayar ke Sydney Harbour pada 1788 untuk memulai koloni bagi orang-orang hukuman. Rombongan itu memandang Australia sebagai tanah tak bertuan meski menemui sejumlah permukiman.
Bagi Wright, mengadakan perayaan nasional pada tanggal yang sangat sensitif memperkuat warisan penganiayaan terhadap masyarakat suku asli. Ia mengatakan, tanggal libur nasional harus diubah.
“Saya selalu mengira Kapten Cook yang memiliki tanah ini dan bukan orang Aborigin,” kata Wright. Dia mengacu kepada penjelajah Inggris yang memetakan garis pantai timur Australia pada 1770 dan membuka jalan bagi pembentukan koloni.
“Namun seiring bertambahnya usia dan semakin kuat, saya sangat bangga menjadi orang Aborigin.”
Diculik dari jalanan pada usia dua tahun dan ditempatkan di sebuah misi gereja, Wright, dari suku Muruwari dari timur Australia, adalah bagian dari Generasi yang Terampas, era kelam dalam sejarah Australia.
Dia mengatakan saat dia kecil, dia dipaksa tidur di kandang ayam di misi tersebut.
Dorongan untuk mengubah tanggal perayaan 26 Januari tidak pernah sekuat ini, dengan protes yang makin membesar setiap tahunnya.
"Ini adalah hari di mana semua orang kami dibunuh, anak-anak kami dicuri, tanah kami dicuri, dan bagi orang-orang untuk merayakannya, itu sangat menjijikkan," kata Leanne Watson, seorang pekerja seni dan perempuan dari suku Darug.
Harapan hidup penduduk Asli Australia delapan tahun lebih pendek dibandingkan dengan penduduk non-Pribumi. Menurut data pemerintah, suku asli juga mendominasi penghuni penjara.
Debat mengenai tanggal Hari Nasional 26 Januari tetap sangat emosional di Australia.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa hari itu mewakili seberapa jauh negara itu telah berkembang sejak armada tiba.
"Ini juga bukan hari yang menyenangkan bagi orang-orang di kapal itu," katanya.
Morrison juga mengkritik keputusan otoritas olahraga kriket untuk tidak lagi menyebut 26 Januari sebagai "Hari Australia."
Pemimpin Australia itu bulan lalu mengamandemen lagu kebangsaan untuk menghapus rujukan ke negara yang "muda dan bebas" di tengah seruan untuk mengakui masyarakat Pribumi sebagai peradaban berkelanjutan tertua di dunia.
Sumber : VOA