Aneka bahan herbal yang diolah menjadi jamu (Dok Air Mancur) |
Jakarta (Suara Landak) - Mengalami GERD atau penyakit asam lambung bisa sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Tidak seperti banyak orang, pencernaan mereka relatif lebih sensitif.
Maka tidak heran jika banyak anggapan yang menyebut bahwa penderita GERD sebaiknya tidak boleh mengonsumsi jamu. Benarkah demikian?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Pengembang Jamu Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr Inggrid Tania tidak setuju dengan hal itu. Menurutnya penderita asam lambung boleh meminum jamu asal mematuhi pedoman yang benar.
"Orang orang dengan GERD biasanya tetap bisa konsumsi jamu tetapi sesudah makan. Jadi kalau mau minum jamu setelah makan nasi, misalnya, untuk menjaga supaya lambungnya aman," ujar Dr. Inggrid Tania beberapa waktu lalu dalam diskusi online.
Aturan konsumi jamu ini dibuat agar asam lambung tidak bereaksi saat jamu yang sifatnya asam dan zat aktifnya yang kuat masuk ke lambung. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya iritasi yang lebih lanjut di pencernaan.
"Zat-zat dari jamu yang mungkin bisa membuat lambung yang sudah teriritasi, makin teriritasi atau tidak membuat asam lambung yang sudah tinggi itu menjadi makin tinggi," kata dr. Tania.
Ia juga mengungkap jika memang ada beberap herbal asli Indonesia yang bisa meredakan asam lambung. Meskipun ia akui ini belum teruji klinis. Klaim itu hanya berdasarkan testimoni beberapa orang yang telah merasakannya.
"Tapi testimoni sudah dan penelitian pra klinis sudah. Misalnya, daun ketumbar itu membantu mengurangi keluhan-keluhan dari pasien GERD. Kalau ada pasien Gerd, saya menganjurkan dia untuk mengonsumsi daun ketumbar. Misalnya dijadikan salad, jadi dimakan mentah," tutupnya.
Sumber (Suara.com)