Muslim adalah salah seorang warga Desa Raja yang hidupnya kurang beruntung, hidup sebatang kara, bekerja sebagai penyadap karet di kebun milik orang lain. Dikesehariannya dia juga dipercaya menjadi marbot (pengurus/pembersih) Masjid Jami Keraton Ismahayana Landak.
Dengan kondisi berpenghasilan rendah mengharuskan Muslim menempati rumah tidak layak huni berukuran 4 x 4 m2 yang berdiri diatas tanah yang dipinjamkan orang lain, letaknya tak jauh dari belakang Masjid Jami Keraton Landak.
Menurut cerita warga, bahwa beberapa tahun sebelumnya rumah yang ditinggali Muslim pernah didatangi oleh Bupati Landak terdahulu dengan mendapat pendampingan beberapa personil Pol PP dan awak media, selain mengecek kondisi rumah juga diberitahukan bahwa rumah yang ditinggali Muslim masuk dalam daftar yang rumahnya akan direnovasi ataupun dibedah dengan biaya ditanggung oleh Pemkab Landak.
Namun harapan yang diberikan pihak pemerintah pupus sudah, bulan berganti tahun dan tahunpun terus berjalan, harapan yang dijanjikan tak kunjung tiba. Muslim tetap menempati gubuk deritanya yang reot.
Beruntung bagi Muslim, beberapa warga dermawan iba melihat kondisi Muslim. Tak jauh dari gubuknya kini telah terbangun 1 unit rumah tinggal permanen ukuran 4 x 10 m2 lengkap dengan fasilitas air PDAM dan listrik yang diperuntukan bagi Muslim.
Suasana haru tampak dari wajah Muslim sesaat setelah dilakukan do'a bersama yang dipimpin oleh ustadz H.Nurkholis selaku pimpinan Pondok Pesantren Al Muslimun Desa Raja yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kunci rumah oleh H.Pahlefi mewakili segenap donatur pembangunan rumah.
"Ma' kaseh banyaklah same semue yang dah mbantok, mudah mudahan tuhan membalas berlipat ganda semue kebaikannye," ucap Muslim saat menerima penyerahan kunci unit rumah.
Penulis : Irwanto
Editor: Rie
